Budidaya Jagung Manis Organik

Budidaya Jagung Manis
Saat ini jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi bila dibandingkan dengan jenis lainnya. Namun budidaya jagung manis masih relatif lebih jarang dilakukan oleh para petani karena jagung manis lebih mudah terserang hama. Sebenarnya, dengan pengetahuan yang tepat mengenai budidaya jagung manis, petani akan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka menjadi lebih baik.

Budidaya jagung manis dapat dilakukan dalam kisaran iklim yang luas karena tanaman ini memiliki adaptasi yang tinggi. Di negara Indonesia, jagung manis dapat dibudidayakan mulai dari dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 1.800 meter dpl bahkan di negara lain, jagung manis dapat tumbuh pada 3.000 meter dpl. Suhu ideal untuk budidaya jagung manis adalah 21°C - 30°C dengan tingkat keasaman tanah (pH) sekitar 5-6.

Pengolahan lahan dalam budidaya jagung manis bisa menggunakan lahan bekas persawahan secara langsung ataupun dibuat bedengan. Tanah yang untuk ditanami jagung manis harus dicangkul sedalam 15-20 cm kemudian diratakan. Setiap 3 meter, dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman dengan lebar salurannya 25-30 cm dan kedalamannya 20 cm. Saluran ini dibuat khusus untuk tanah yang memiliki fungsi drainase jelek. Diusahakan agar lahan tidak tergenang air.

Pemupukan untuk proses membudidayakan jagung manis sebaiknya menggunakan pupuk kompos dari kotoran ayam dengan kotoran sapi ataupun kotoran kambing dengan komposisi 1:1.

Dalam penanaman jagung manis paling efektif menggunakan cara tugal. Caranya, buatlah lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung, setelah itu tutup dengan menggunakan tanah kompos dan kemudian siram tanaman tersebut agar kelembaban tanah tetap terjaga.

Dimana ada tanaman pasti ada hamanya. Hama yang sering ditemukan dalam budidaya jagung manis antara lain :
  • Hama Penggerek Tongkol (Ulat Tongkol)
  • Belalang
  • Hama Kutu Daun
  • Hama Tikus
Bagaimana ciri-ciri jagung manis yang siap panen ?

Ciri-ciri dari jagung manis yang siap panen adalah umur tanaman kurang lebih 87-97 hari dihitung setelah benih disebar. Biasanya jagung yang digunakan sebagai sayuran, tongkol buah dipetik ketika masih relatif muda atau sebelum biji jagung terisi secara penuh. Biasanya pemanenan ini dilakukan sebagai upaya agar satu tanaman hanya memproduksi satu tongkol saja, sehingga tongkol yang dihasilkan lebih besar. Jagung muda untuk sayuran ini sering kali disebut dengan baby corn. Untuk jagung rebus/bakar, bisa dipanen ketika jagung sudah matang secara sempurna namun belum dilakukan pengeringan.

Untuk cara panennya, cukup dengan memutar tongkol buah jagung dan patahkan tangkai buah jagungnya. Setelah dipetik, jagung lalu dikupas kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari secara langsung agar jamur tidak tumbuh ketika dalam proses penyimpanan.Penjemuran umumnya dilakukan selama beberapa hari hingga satu minggu hingga jagung benar-benar telah kering. Setelah kering sempurna barulah biji jagung dipipil. Pemipilan bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan alat bantu pemipil.

Dan yang terkahir adalah kegiatan penyotiran dan pemisahan biji-biji jagung dari kotoran. Langkah ini diperlukan agar jagung menjadi lebih tahan lama dan terhindar dari jamur dan hama selama penyimpanan. Penyortiran ini sangat penting artinya dalam menaikan kualitas hasil panen dari budidaya jagung manis sendiri.